Katanya One Ummah, Tapi Kok?! ☝️🥰
Hatei katanya pengen mewujudkan #oneummah, tapi kok tiap ada aksi gabungan membela Palestina gak keliatan, tapi milih melakukan aksi damai terpisah? Pernah denger ada yang nanya gitu? Jangankan ente, saya aja ngebatin lama.
Gini ya, saya coba jelaskan sesuai pemahaman yang cuma remahan rengginang berdasarkan jawaban guru mereka atas pertanyaan yang sama.
Demo yang dikomandoi aliansi muslim dan ormas-ormas islam lainnya biasanya :
1. Rawan ikhtilat
2. Masih membawa bendera negara sebagai simbol nasionalisme (padahal ikatan akidah bagi hatei adalah ikatan terkuat menyatukan umat, simbol negara bangsa justru memecah belah persatuan islam)
3. Kadang justru melarang panji tauhid berkibar (entah kenapa ada aja sesama gerakan islam tapi masih phobia pada bendera Rasulullah/panji umat islam seolah itu hanya simbol or milik hatei)
4. Peserta akhwat cenderung terjatuh dalam tabbaruj atau dandan berlebihan,
5. Agenda menyuarakan boikot dan memberi bantuan uang dan medis, solusi dua negara, bahkan gencatan senjata bukanlah dianggap solusi tuntas sampai ke akar membebaskan belenggu penjajahan di Palestina. Melainkan hatei berpendapat mengirimkan pasukan ke medan perang dalam satu kesatuan komando (jihad offensif) lebih rekomen sebagaimana cara Umar Bin Khattab Ra dan Solahuddin Al Ayyubi dulu merebut kembali Baitul Maqdis.
Lha, emangnya gampang memobilisasi pasukan ke sana padahal sekat-sekat perbatasan masih sulit terbuka?! Nah, di sinilah kenapa hatei terus tiada lelah menginginkan persatuan ummat. Sebab para pemimpin islam di jazirah Arab masih banyak yang diam-diam tak kuasa menentang zionisme akibat kebablasan menjalin hubungan mesra dengan Mamarika dan Isriwil melalui hubungan diplomatik dan bantuan ekonomi. Mereka yakin jihad bisa menyelesaikan masalah secara tuntas walau terkesan suliiit diwujudkan. #yukngajikaffah biar paham dan gak lagi menganggap ini mustahil.
Jadi nampak jelas perbedaannya, bagi mereka yang terbiasa muncul di publik memakai prosedur ketat ketika mengeluarkan pendapat terutama untuk melindungi barisan akhwatnya, akan mikir panjang. Tapi bukan berarti melarang anggotanya terjun ke lapangan, banyak kok saya intip teman-teman di barisan itu yang memutuskan ikut secara pribadi dan mendokumentasikan aksi mereka.
Intinya fikrah dan tariqah tidak boleh saling berselisih ... Itulah yang sangat siqoh dipegang gerakan itu. Dasar pemikirannya benar dan caranya juga harus benar tanpa menyelisihi syara. Kritik di muka umum, tapi anarkis ... Hatei pasti gak setuju. Kritik tapi malah terjadi ikhtilat dan tabarruj tentu amalan menjadi sia-sia sebab ikhsanul amalnya jadi rancu. Tapi yang jelas tetap mendukung menyuarakan nasib saudara-saudara di Palestina.
#freepalestine
#backtoislamkaffah
#oneummahsolusiummat
No comments: