Muslimah Jangan Memilih Childfree, Rugi!
Kemarin-kemarin
sie sempet tak acuh dengan kehebohan dunia maya seputar prinsip hidup youtuber
beken berakun centang biru. Hmmm... akun centang biru, pasti tau dong, bukan orang
biasa aja melainkan punya follower segudang.
Mega mah kalah jauh wakaka. Intinya beliau *saya males mention namanya, bilang
kenapa terlihat awet muda? Karena childfree, so terhindar dari stress teriakan
anak-anak, lebih bebas, banyak uang, kalau sudah tua bisa suntik botox.
Tak lama pernyataannya banyak dijulitin para netizen yang kepo maksimal 😂 Para konten creator bahkan mengulas ramai-ramai di medsos maupun akun tik toknya. Jadilah sese-mbak dan suami makin beken dan masuk trending topic.
Lebih
lucu ketika tanggapan para netizen bernada sindiran bikin nyengir “Pa kabar Wulan Guritno, Sofia Latjuba, Titi DJ, dan sederet artis lainnya yang jauh lebih kece dan pastinya awet muda dengan
banyak anak?!”
Ada lagi yang bikin seneb sekaligus mikir ketika pembahasan kian seru “ntar kalo tua gak ada yang di suruh ke warung, cabut uban, kerokin, masukin motor kalo
udah malem.” Dan masih banyak lagi. Seolah
ini jadi bahan dagelan. Dan si mbak dan pasangan kian terkenal bahkan sudah diwawancarai di acara TV terkenal bukan sebagai bentuk klarifikasi agar konflik mereda, malah kekeuh kian memperkeruh keadaan. Besok lusa bakalan masuk di list undangan podcast para artis nih….! Ehm ...
Buat
saya pribadi, apa yang menjadi keputusannya itu urusannya dan kelak akan dipertanggungjawabkan sendiri di hadapan Allah. Yang disayangkan
hanyalah ketika seorang public figure mengeluarkan statement yang bikin
pemikiran orang bergeser menyelisihi syariat dan ikut membenarkan pemahamannya, bahkan mengadopsinya,
maka ia berandil menyesatkan seseorang. Apakah berdosa?! Tentu saja.
Sebagai muslim terlebih wanita, kodratinya kita dikaruniai rahim, payudara sebagai tempat produksi air susu, itu buat apa diciptakan Allah? Gak perlu ya dijelaskan, masa sih gak paham. Lalu Allah SWT memerintahkan manusia menikah, berpasang-pasangan juga buat apa? Dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 72, disebutkan bahwa pernikahan manusia merupakan fitrah yang berpasang-pasangan, untuk tujuan melahirkan keturunan yang baik.
Lalu kalau Allah menakdirkan pasangan menikah tidak punya
anak karena masalah kesehatan, dll, bagaimana? Itu sie qodarullah ya, ketetapan
Allah hendaknya kita ikhlas jika memang ditakdirkan demikian. Sangat beda kasusnya dengan pasangan yang
memilih childfree.
Di usia
45 tahun, sudah memiliki dua anak, saya sangat bersyukur diamanahi Allah akan
keduanya. Masa-masa pengasuhan tak akan
pernah terulang. Celoteh, teriakan dan
tangisan justru dirindukan belakangan.
Apalagi ketika mereka beranjak besar harus menuntut ilmu dan jauh dari pengawasan
sehari-hari sebab memilih mondok. Kerinduan
itu membuncah rasanya begitu lama menunggu momen liburan bersama tiba, orang-orang
childfree gak bakalan paham.
Tanpa
bermaksud gak empati terhadap mereka yang berprinsip begitu, mungkin banyak
latar belakang yang membuatnya demikian.
Innerchild, kekecewaan akan pola asuh orang tua, atau hubungan individu
dengan orang tuanya yang buruk mungkin menjadi pemicu. Tapi bayangkan bagaimana jika banyak pasangan yang akhirnya menjadi pengikut prinsip kita? Dengan dalih openminded tadi.
Sini saya
bisikin nikmatnya punya anak, terlebih bagi umat islam.
- 1. Ada peluang ladang pahala yang luas tak terhingga dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak dari mereka dibuaian, aqil baliq bahkan dewasa
- 2. Kesempatan mencium
bau syurga setiap hari dari aroma bayi mereka
- 3. Ketika menua
bahkan masuk kubur, ada yang mendoakan kita.
Bahkan ketika punya anak penghafal quran, ibarat punya kartu sakti
penyelamat dari sekian banyak dosa dan kerusakan yang kita buat selama hidup,
baik sengaja maupun tak sengaja.
- 4. Ada squad seru,
teman diajak jalan-jalan, kulineran bareng, sementara mungkin sebagian orang
hanya berduaan dengan pasangan
- 5. Ketika LDR sebab pasangan mencari nafkah di luar kota atau ditinggal mati pasangan, kita berusaha kuat dan berjuang salah satunya dengan alasan keberadaan anak. They will motivate you to be the strongest mom/dad.
- 6. Kalau anakmu laki-laki dan sudah baligh kamu punya teman --badal-- selain suami karena terhitung mahrom jika harus bersafar.
Seorang teman sebaya yang kebetulan pejuang garis dua --
akhirnya menyerah, berdamai dan ikhlas dengan takdir sebab bermasalah dengan
rahimnya. Ia memilih mengisi waktu dengan kerja gila-gilaan. Suaminya merestui karena mungkin itu bisa
menjadi obat bagi batinnya. Tapi suatu titik
di saat-saat tertentu si perempuan kerap merenung, dari semua yang di dapat (dalam hal ini lebih
ke materi) untuk apa dan buat siapa nantinya?
Well, sok mencoba bijak menukil dari apa yang pernah saya dengar dan
baca bahwa … “anak itu memang gak harus lahir dari rahim kita, apa yang kita
miliki jika dibelanjakan di jalan Allah terlebih untuk anak yatim atau duafa,
inshaAllah merekalah yang akan menolong kita di yaumil akhir.” *Semangat ya buat yang masih berjuang memperoleh keturunan....
Masalahnya, sekali lagi childfree
dengan yang tidak diberi kesempatan memiliki anak oleh Allah
itu beda kasus. Jangan juga para penganut childfree memakai ini sebagai dalil
pembenaran untuk semakin memperkuat pemikirannya.
Eh sedikit meluas, ketika di sini ramai topik itu, tetiba
melintas di Reels IG dan tik tok saya, beberapa wilayah di Jepang krisis
demografi. Banyak rumah kosong di
pinggiran kota karena gak ada pewaris akhirnya diambil alih pemerintah. Mereka krisis generasi muda ya awalnya karena banyak pasangan memutuskan tidak ingin punya anak. Saat pasangan menua dan mati tidak ada lagi penghuni rumah sebagai penerus peradaban. Ironis ya?!
Tetiba otak saya traveling kian kejauhan. Kamu tahu gak, kalau ada bisyaroh (perkataan yang dipercaya menjadi kenyataan tersebab keistimewaan seorang nabiullah) Rasulullah pernah berkata bahwa kelak islam akan berjaya kembali di akhir zaman. Kota Roma akan runtuh mengulang kejayaan ketika Solahuddin Al Ayyubi merebut Baitul Maqdis (Al-Quds) atau lebih dikenal dengan daerah Yerusalem. Juga kisah Muhammad Al-Fatih ketika menaklukkan Constantinopel. Apa hubungannya tau-tau bahasan lompat ke sana? Tetiba mikir aja, kalau kita sendiri umat muslim enggan punya keturunan, maka kapan bisyaroh itu dapat terwujud?
Padahal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga pernah berkata,
تَزَوَّجُوا
الْوَدُودَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ
“Nikahilah wanita yang penyayang lagi subur, sebab aku berbangga dengan jumlah kalian yang banyak di hadapan umat-umat yang lain.”
No comments: