Cerita Ikhtiar Vaksinasi Covid-19 Dosis 1
Suasana Vaksinasi di Kantor Denpom, Balam |
Akhirnya, perjuangan menuntaskan ikhtiar sehat mendapat vaksin covid-19 dosis 1 berujung sukses hari ini. Sebelumnya, saya selalu kehabisan saat mencoba daftar via link di tempat-tempat yang diinfokan menggelar vaksinasi gratis dan untuk umum tanpa syarat KTP harus domisili setempat.
Nasib alamat stay sehari-hari gak sesuai dengan alamat domisili sesuai ID xixi.
Sebelumnya, usaha sempat diwarnai rasa kecewa, sebab minggu lalu dua hari berturut-turut mundur dari antrian saat melihat kerumunan peserta vaksin yang tak terkontrol di masjid agung Al-Furqon, Teluk Betung. Cukup disayangkan, mungkin kejadian itu dipicu karena kurangnya koordinasi antara aparat dengan petugas. Bayangkan, 1000 dosis dibagikan tanpa pengaturan serius, membuat massa berkumpul tak terbendung.
Saya pikir konyol jika memaksakan diri, hendak vaksin tapi justru mengabaikan protokol kesehatan? Kan justru bertolak belakang namanya. Mending mundur daripada cari penyakit.
Info dari IG |
Buat kalian yang belum dan stay di seputaran Bandar Lampung, pantengin IG Info vaksin Lampung. Kalau bisa usahakan, mencari tempat-tempat yang benar-benar tertib dalam antrian dan menjalankan prokes ketat.
Pagi tadi, di Denpom, alias markas besar Polisi Militer, Bandar Lampung, saya tiba tepat pukul 10.40 WIB. Setibanya di sana langsung ke meja pendaftaran, menyerahkan kupon dan mengisi form yang disediakan petugas. Disana saya menyerahkan fotokopi KTP dan KK. Tak lama saya kemudian bergeser ke meja pengecekan tensi darah. Setelah dinyatakan OK. Saya langsung disuntik vaksin berlabel Cinovac. Oya, kupon vaksinasi sebelumnya diambil pada hari sabtu lalu *sesuai petunjuk pendaftaran dari informasi yang saya dapat di IG tadi.
Sempat ketar-ketir sebab saat ambil kupon, petugas belum bisa memastikan apakah saya bisa mendapatkan vaksin atau tidak sebab bukan resmi warga Bandar Lampung. Alamat resmi yang tertera di KTP saya tuh aslinya warga Depok, Jabar. Walau sehari-hari stay di Balam. Trus sempat juga kuatir saat tensi darah. Keseringan tekanan darah saya anjlok, apalagi kalau kurang tidur.
Yang lucu saat suntik, kata petugas, "Bu lemesin tangannya. Ibu takut ya?" Ledeknya. Saya pun menjawab, "biasa donor darah masa takut sama jarum sekecil ini. InsyaAllah ini dah serileks mungkin bu." Dalem hati sih ngekek dewek, mungkin si ibu jarang nemuin mamak-mamak yang lengannya kayak petinju. Keker 😂😂
Anyway, meski vaksin itu sendiri masih pro dan kontra di masyarakat, Bismillah ... saya memilih ikhtiar suntik. Sesuai fatwa ulama yang mensunnahkan vaksinasi, dengan catatan dalam suasana pandemi. Namun aplikasinya, kembali lagi ke hak individu masing-masing. Saya pribadi memilih bersedia, demi alasan kesehatan sendiri dan keluarga, juga demi bisa pulang sewaktu-waktu nyamperin yayang di Depok, ehm!
Vaksin inshaAllah aman dan halal. Bisa dicek ya sosialisasinya dari keterangan resmi di kementrian kesehatan atau ke sini Info seputar vaksin. Intinya sih kalau saya, vaksin hanya bentuk usaha menyempurnakan ikhtiar. Bicara soal hidup, terjangkit virus atau bahkan mati kembali lagi pada qodo dan qadar Allah.
Rasanya abis vaksin pengaruh pada body gimana? InshaAllah buat saya pribadi gak berefek buruk apa-apa. Setengah jam sampe rumah cuma njarem aja alias pegal di bagian lengan bekas suntikan. Selebihnya gak ada keluhan apapun seperti demam, pusing, dan sebagainya. Itupun saya biarkan saja, tanpa perlu dikompres sebab tidak bengkak secara kasat mata. Jika boleh menarik kesimpulan, mungkin karena kondisi saya benar-benar fit saat melakukannya. Saran saya sih kalian jangan memaksakan diri apabila dirasa-rasa tubuh lagi kurang enak badan, flu, batuk, atau bahkan tensi sedang rendah or tinggi saat hendak vaksinasi.
Thanks Bapak-bapak dan Ibu-ibu petugas vaksinasi di DenPom Balam. Ditunggu event vaksin dosis ke 2.
Kupon antrian vaksinasi |
#denpombalam
#vaksinasicovid19
#dosis1
#emak2blogger
#bloggerperempuan
No comments: