Berpuisi Indah dengan Aplikasi Inshot
Jujur saja, awalnya saya sempat sering bilang nggak begitu minat pada puisi. Sekalipun dunia literasi begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Namun diam-diam saya menikmati puisi sebagai bacaan sendiri.
Pada prakteknya, merangkai kata-kata indah seperti tantangan yang begitu sulit untuk ditaklukkan. Perbendaharaan kata kerap stag tiap kali ber-asa merangkai kalimat puitis bak pujangga.
Apalagi saat membaca karya orang lain. Saya terkadang berpikir keras bahkan kesulitan untuk menerjemahkan, apalagi menjiwai setiap kata yang tersirat. Berasa IQ jongkok deh kalau disuruh memahami makna yang tersirat. hahaha
Pada prakteknya, merangkai kata-kata indah seperti tantangan yang begitu sulit untuk ditaklukkan. Perbendaharaan kata kerap stag tiap kali ber-asa merangkai kalimat puitis bak pujangga.
Apalagi saat membaca karya orang lain. Saya terkadang berpikir keras bahkan kesulitan untuk menerjemahkan, apalagi menjiwai setiap kata yang tersirat. Berasa IQ jongkok deh kalau disuruh memahami makna yang tersirat. hahaha
Ya ... begitulah saya dulu, makanya lebih milih bermain kata dengan bahasa lugas tanpa hiasan diksi-diksi memikat.
Ternyata, tak kenal maka tak sayang. Tak cinta jika belum mencoba.
Ketika kerap mendengarkan para sastrawan membacakan deklamasi, pada beberapa kesempatan. Diri seringkali seperti tersihir. Tak jarang menitikka air mata manakala meresapi bait-bait yang menggetarkan hati.
Kata-kata yang terjalin indah ternyata bisa merasuk hingga sanubari.
Actually, sekalipun sampai sekarang belum banyak paham tentang karya para pujangga yang piawai berpuisi di tanah air. Namun, satu dua karya pernah saya baca semisal Sapardi Djoko Damono, Khairil Anwar, Sutardji Chalsoem Bahri, atau Intan Savitri.
Semua karya mereka dengan gaya sendiri-sendiri senantiasa memukau, apalagi jika dibaca gak monoton terlebih ditambah pemanis aplikasi edit video.
Kenalan Lagi dengan Aplikasi Inshot
Sebelumnya saya pernah membahas program ini ketika dipakai untuk mendongeng atau read aloud beberapa waktu lalu.
Cara membuatnya hampir sama sebetulnya, yakni pada prinsipnya menggabungkan voice, video dan musik ke dalam satu karya yang apik.
baca juga Serunya mendongeng ala kami
Ternyata, tak kenal maka tak sayang. Tak cinta jika belum mencoba.
Ketika kerap mendengarkan para sastrawan membacakan deklamasi, pada beberapa kesempatan. Diri seringkali seperti tersihir. Tak jarang menitikka air mata manakala meresapi bait-bait yang menggetarkan hati.
Kata-kata yang terjalin indah ternyata bisa merasuk hingga sanubari.
Actually, sekalipun sampai sekarang belum banyak paham tentang karya para pujangga yang piawai berpuisi di tanah air. Namun, satu dua karya pernah saya baca semisal Sapardi Djoko Damono, Khairil Anwar, Sutardji Chalsoem Bahri, atau Intan Savitri.
Semua karya mereka dengan gaya sendiri-sendiri senantiasa memukau, apalagi jika dibaca gak monoton terlebih ditambah pemanis aplikasi edit video.
Kenalan Lagi dengan Aplikasi Inshot
Sebelumnya saya pernah membahas program ini ketika dipakai untuk mendongeng atau read aloud beberapa waktu lalu.
Cara membuatnya hampir sama sebetulnya, yakni pada prinsipnya menggabungkan voice, video dan musik ke dalam satu karya yang apik.
baca juga Serunya mendongeng ala kami
Dalam beberapa karya yang diunggah, pada aplikasi Inshot saya menggunakan video pendek yang diulang-ulang sesuai panjangnya voice over. Sedangkan musik diambil dari koleksi program atau list pribadi.
Dengan pengaturan volume, penambahan efek, cut to cut voice sesuai musik menjadikan puisi lebih indah untuk diresapi.
Berikut sampel yang berhasil dikerjakan
Karya-karya lain bisa diintip di Youtube Mega atau FB http://www.facebook.com/megahafeeraos
Kalian mau coba juga?
Dengan pengaturan volume, penambahan efek, cut to cut voice sesuai musik menjadikan puisi lebih indah untuk diresapi.
Berikut sampel yang berhasil dikerjakan
Karya-karya lain bisa diintip di Youtube Mega atau FB http://www.facebook.com/megahafeeraos
Kalian mau coba juga?
No comments: