Lodi si Ayam Congkak
Dongeng Anak
Lodi si ayam jantan sangat suka menyombongkan diri, sebab suaranya paling lantang di antara para ayam jantan di peternakan. Karena tidak ada satu ayam pun yang mampu menandingi kemampuannya berkokok dan bernyanyi, Lodi kerap mengejek teman-temannya apabila ikut mengepakkan sayap dan menyahut kokokannya kala fajar menyingsing.
"Eh, Balu ... suara kamu itu jelek sekali sih bikin rusak nyanyianku tau!" Seru Lodi kesal.
Balu menunduk sedih, ejekan Lodi sangat melukai perasaannya. Ini bukan sejadian satu dua kali. Balu menjadi kecil hati, diam-diam berjanji tidak mau berkokok lagi. Toh, biar saja sudah ada Lodi yang melakukannya. Pikirnya.
Suatu hari, Pak peternak berkata kalau minggu depan akan ada lomba berkokok di kota. Lodi dengan bangga menepuk dada. "Tentu saja aku yang pastinya dipilih oleh Pak Peternak untuk berlomba."
Benar saja, Pak Peternakpun makin memanjakan Lodi dengan makanan yang lezat. Ini tentu membuat iri ayam yang lain.
Satu hari menjelang lomba Pak Peternak membawa sebungkus makanan berwarna menyala, "Lodi, ini pakan baru yang katanya bisa membuat suaramu makin indah. Ini pemberian temanku dari kota. Makan secukupnya saja, karena jika kebanyakan bisa membuat tenggorokanmu malah jadi sakit" jelas Pak Peternak sambil menuangkan pakan itu di mangkok.
Wah ... Makanan itu nampaknya sangat lezat!
Para ayam berhamburan mendekati ingin ikut mencicipi. Namun tiba-tiba dicegah oleh Lodi. Katanya, "Yang ikut lomba 'kan hanya aku, kenapa kalian jadi berebut hendak memakannya juga? ini jatah makanan hanya untukku!" Sambil membawa makanan itu ke pojokan kandang dan menghabiskannya sendiri.
Tinggallah ayam-ayam lain menelan ludah dengan menahan kesal.
Siang harinya, ketika cahaya kemilau mulai muncul di ufuk timur para ayam peserta lomba sudah berkumpul di Lapangan. Satu persatu ayam tampil di panggung mencoba menarik perhatian juri dengan kokokannya.
Akhirnya tibalah saat Lodi unjuk kebolehan. Lodi mulai mengepakkan sayap dan membusungkan badannya.
Namun apa yang terjadi?
Ternyata, suara Lodi tak mampu keluar!Tenggorokannya seperti tercekik. "Aduuuh, ke mana suaraku!" Jerit Lodi dalam hati.
Pak Peternak terlihat mulai tak sabar.
Lodi terus berusaha membuka paruhnya lebar-lebar, namun tetap saja tak ada suara yang keluar.
Oh, Ya Ampun ... Para penonton dan ayam-ayam lain mulai menyorakinya "turun-turun !..."
Dengan cepat Pak Peternak menyambar Lodi dan turun dari panggung dengan wajah gusar. Saking kecewanya Pak Peternak langsung membawa Lodi pulang tanpa menunggu lomba selesai.
Sesampainya di peternakan, Pak Peternak mengomel panjang sebagai ungkapan kekecewaannya.
***
Keesokan harinya Pak Peternak bangun kesiangan, karena tak satupun ayam yang mau berkokok, sebab suara Lodi belum juga pulih.
"Kenapa tak satupun dari kalian yang membangunkan aku di pagi hari?" Seru Pak Peternak dengan kesal.
"Karena sebelumnya Lodi melarang kami berkokok, Lodi Tak suka disaingi." Jawab Balu cepat.
"Kalau suara Lodi tengah hilang, setidaknya harus ada ayam lain yang menggantikan tugasnya di pagi hari! Jika tidak maka kalian pun akan mendapat jatah makan lebih siang, sebab aku terlambat bangun." tukas Pak Peternak.
Beberapa ayam jantan melirik sebal Lodi yang tengah menunduk di ujung kandang.
Ia benar-benar menyesal, andaisaja tidak congkak dan melarang teman-temannya berkokok, tentu Pak Peternak tidak akan kecewa dan marah besar.
Sombong sih lodi, jadi dapet imbasnya kan. ditunggu update cerita yang menginspirasi lainnya mba.
ReplyDeleteSiap makasoh ... Thanks sdh mampir
ReplyDelete