Pindang Patin, Menu Andalan Keluarga
Sumber :beritawisata.com |
Pindang patin selama ini memang dikenal sebagai salah satu masakan khas dari daerah Sumatera Selatan. Tetapi sebagai putra asli daerah Lampung, bukan berarti sama sekali tak pernah kenal bahkan mencicipi masakan ini. Pindang patin bisa dibilang sangat akrab dengan kehidupan warga Lampung. Apalagi rumah makan yang menyediakan menu ini begitu mudah ditemui hingga ke sudut-sudut kota.
Mungkin sebab keterikatan sejarah, di mana Sumatera Selatan dan Lampung itu dulunya satu keresidenan. Kemudian Lampung memisahkan diri di tahun 1964 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964 sebagai propinsi baru. Itulah sebabnya masakan dari olahan ikan seperti kemplang, pempek, termasuk pindang juga dikenal baik bahkan cukup digemari masyarakat Lampung.
Di rumah, pindang patin sudah menjadi menu keseharian kakek nenek alias orangtua saya. Duo krucil juga ketularan suka, meski ayahnya yang asli jawa sampai sekarang masih enggan mencoba. Katanya, "geli ikan kok disayur ... apalagi tanpa digoreng terlebih dahulu." Hmm ... Saya sih gak mau memaksa ... toh ini soal selera.
Hari ini sebelum berangkat sekolah si bungsu seperti biasa saya tanyai mau menu apa sepulang nanti? Dengan antusias dia menjawab, "Pindang patin!". Okay ... selepas tugas emak sebagai tukang ojek anter anak, meluncurlah saya ke pasar terdekat untuk membeli sekilo ikan patin. Harga di pasar Bandar Lampung masih berkisar di angka 20-22K perkilogram, atau kira-kira dalam sekilo isi dua ekor patin berukuran sedang.
Sampai rumah ikan yang sudah dipotong-potong saya cuci bersih lalu direbus ke dalam panci. Setelah mendidih pelan-pelan air rebusan saya buang dulu lalu diganti dengan air yang lebih bersih. Kenapa begitu? Supaya warna kuah lebih jernih, dan mencegah rasa pahit apabila ternyata masih ada bagian perut ikan yang tertinggal akibat proses pencucian yang kurang bersih. Sebagian ibu-ibu ada yang melakukannya atas dasar mengurangi lemak ikan, namun asal kalian tahu ya ... kalaupun air tidak dibuang, lemak ikan patin itu tidak berbahaya bagi kesehatan.
Sebelum mengolah, yuk kita intip sejenak manfaat daging ikan patin untuk kesehatan :
sumber: Fokussatu.com |
1. Mencegah Terjadinya Penyakit Jantung
Menurut sebuah penelitian, suku bangsa Eskimo yang berlokasi di Greenland memiliki prevalensi dari penderita penyakit jantung yang amat rendah. Hal serupa juga terjadi di Jepang, di sana jarang sekali ditemukan orang yang memiliki penyakit jantung koroner. Rahasianya sangat sederhana, yakni orang Eskimo dan orang Jepang suka sekali makan ikan patin. Orang Jepang, biasa mengkonsumsi ikan patin dalam kondisi mentah, atau lebih sering disebut sashimi.
2. Makanan Pendamping Nasi Terbaik
Ikan patin kaya akan protein, vitamin, mineral dan berkalori rendah. Ikan patin amat bagus bagi yang ingin menjaga kesehatan pencernaan selain dari yang kita dapat dari makan sayur-sayuran. Kandungan gizi yang terdapat di dalam ikan patin juga sangat baik bagi tubuh, seperti asam amino esensiil maupun non esensiil.
3. Pencegahan Penyakit Kolesterol
Ikan patin tidak memiliki kandungan kolesterol yang tinggi, justru malah mengandung protein dan vitamin serta memiliki kandungan omega 3 yang sangat baik. Sehingga tidak menyebabkan kolesterol jahat dalam darah meningkat jika sering dikonsumsi.
4. Memfasilitasi Program Diet Sehat
Mengapa ikan patin penting untuk diet?
Hal tersebut dikarenakan pada setiap tubuh ikan patin memiliki kandungan minyak ikan patin yang sangat tinggi. Seperti, Asam lemak, Omega-3, vitamin : D dan B2 (riboflavin), kalsium, fosfor dan Mineral : zat besi, seng, yodium, magnesium, dan kalium.
5. Menyehatkan Sistem Kardiovaskuler
Olahan ikan patin yang bagus dapat mencegah terjadinya akumulasi trigliserida, mengurangi adanya tingkat trigliserida yang berlebihan, dapat meningkatkan HDL (kolesterol yang baik), dan mencegah adanya pembekuan darah. Hal ini secara keseluruhan akan memudahkan sistem kerja kardiovaskuler.
***
Udah tahu kan, ternyata ikan patin itu manfaatnya segudang bagi kesehatan kita.
Nah selanjutnya cuzzz ... tugas saya adalah memasaknya. Langkah pertama, menyiapkan bumbu yang terdiri dari:
4 ruas jari lengkuas digeprek, 2 ruas jari kunyit, 4 lembar daun salam, 4 lembar daun jeruk, 1.5 atau 2 liter air. 2 sdm asam jawa yang sudah dicairkan dan disaring. Gula merah secukupnya atau bisa diganti dengan gula pasir biasa. Garam, 8-10 siung bawang merah, 5 siung bawang putih, 6 buah cabai merah, cabe rawit utuh sesuai selera.
Caranya memasaknya ;
Haluskan bawang putih, bawah merah, dan cabai. Kunyit, jahe, serai cukup di iris atau digeprek.
Tumis bumbu halus, kemudian masukkan ke rebusan ikan yang sudah mendidih, disusul dengan kunyit, jahe, serai, daun salam, daun jeruk, garam, dan gula.
Aduk pelan, dan jangan terlalu sering diaduk supaya ikan tidak mudah hancur. Sebagai sentuhan terakhir, masukkan potongan cabai, nanas (boleh juga diganti tomat) dan daun kemangi ke dalam kuah yang mendidih.
Gampang banget kan? Hayuk , Mak dumay... sesekali cobain masak pindang patin di rumah.
***
Sumber rujukan :
1. www.ramesia.com
2. http://id.wikipedia.org
#odop
#day29
#estrilookcommunity
favorit sekarang masih brengkes patin n_n, tapi setelah asem-asem bandeng
ReplyDeleteMasakan khas mana itu bang? Jawa ya kayaknya, boleh tuh dibagi resepnya hehehe
ReplyDelete