Bintang, Petualangan Imajiner Ala Tiga Remaja Super
Fokus dengan yang ungu 😉 |
Namun saat beberapa waktu lalu seri petualangan ini dirilis, entah kenapa saya jadi tertarik, walau akhirnya baru sekarang sempat membeli hehehe ... Berbeda dari genre sebelumnya, buku Tere Liye ini bisa dibilang lebih ke fantasi atau science fiction, dengan rate usia pembaca di keterangan cover belakang diperuntukkan untuk remaja 13 tahun ke atas.
Ceritanya tentang persahabatan tiga remaja murid kelas sebelas yang ternyata menyimpan rahasia yang tak biasa. Ketiganya secara penampilan seperti manusia pada umumnya, tapi punya kemampuan unik. Raib bisa membaca alam dan menghilang, Seli mengeluarkan petir dari telapak tangan, dan Ali si genius yang bisa berubah menjadi beruang raksasa.
Petualangan mereka menyelamatkan dunia paralel, membawa mereka bertemu klan matahari, klan bulan, dan klan bintang rada meledakkan daya khayal pembaca, seolah menonton film serupa Matrix atau Star Trek.
Meski saya malah memilih buku keempat dari seri bumi bukan berarti totally gak nyambung dengan ceritanya. Kisah mereka terpisah di buku Bumi dan Bulan. Namun mulai di Matahari, Bintang hingga Komet saling bersambung satu sama lain. Buku serial ini secara berurutan berjudul BUMI, BULAN, MATAHARI, BINTANG, Ceros dan Batozar, yang terakhir KOMET.
Terlalu panjang kalau di bahas secara mendetil, yang jelas dari segi ide menurut saya luar biasa. Nggak sembarangan membuat tulisan dengan latar belakang science, apalagi jika dikembangkan menjadi sebentuk cerita fiksi berdasarkan imajinasi pengarang. Meski khayalan, tetap saja pembaca memperoleh informasi seputar hutan taiga, Electromagnetic Pulse (EMP), immortal jellyfish, pohon konifer, dsb.
Di buku Bintang, ketiga sahabat ini mendapat mandat mencari pasak bumi yang hendak dihancurkan klan Bintang yang dikhawatirkan akan membahayakan kehidupan permukaan dan klan lainnya. Ali meyakini pasak bumi yang dimaksud adalah aliran magma besar yang berada di perut bumi. Masalahnya, ada enam titik yang harus ditelusuri satu per satu. Tugas Raib selanjutnya yang mencari tahu pasak bumi yang di maksud melalui kemampuannya mendengarkan alam.
Menggunakan kapsul bulat ILY 3.0 yang dilengkapi fitur-fitur canggih dan didampingi 3 kapsul terbang --yang kesemuanya berisikan sepuluh pasukan bayangan dan pasukan Matahari -- petualangan itupun dimulai. Mereka menjelajah lorong-lorong perut bumi, silih berganti memasuki portal ruangan menakjubkan yang sulit diprediksi. Ruangan penjara kabur, Padang Rumput Meer, Padang Sampah, Ruangan Laba-laba, Padang Senyap, dsb.
Mereka juga harus menerobos berbagai rintangan dan pasukan klan Bintang dan akhirnya berhadapan dengan tokoh antagonis si Tanpa Mahkota yang licik lagi berbahaya.
Meski berbau khayalan bukan berarti cerita ini minus hikmah, tetap ada pesan luhur yang tersirat seperti pengorbanan, arti persahabatan sejati dan keberanian yang ditanamkan.
" ... Hidup ini petualangan, Seli, hingga kita mengembuskan napas terakhir. Setiap detiknya berharga. Apalagi setiap harinya. Setiap tempat yang kita datangi, setiap orang yang kita temui, kita tidak pernah tahu siapa dan apa yang akan terjadi berikutnya. Tapi kita bisa melewatinya dengan selalu tulus, berusaha menjadi orang baik. Lewati petualangan itu bersama sahabat, saling percaya, saling membantu ... "
Saya pribadi sehabis baca buku Bintang ini, sepertinya harus balik lagi ke toko buku guna melengkapi kelanjutan kisah mereka di buku Ceros dan Batozar, lalu Komet. Kalau masih kurang lengkap, mungkin harus ditambah Bumi dan Bulan dan Matahari.
Ada yang mau ikut? 😉
****
Judul : Bintang
Penulis : Tere Liye
Harga : Rp 88.000
Genre buku : Remaja, Science Fiction
Jumlah Halaman : 392
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ketujuh : Mei 2019
#odop
#estrilookcommunity
#day17
No comments: