Tuduhan Makar Atas Hatei
Hampir dua tahun berinteraksi dengan kelompok yang digembar gemborkan sebagai bubaran dari kader2 Hatei baca : HTI (sebuah organisasi yang BHPnya dicabut berdasarkan perpu no 2 tahun 2017) sama sekali gak membuktikan kekhawatiran ideologi menyimpang/makar kepada pemerintah. Justru apa yang saya rasa, lebih menjurus kepada fitnah keji yang sudah berlangsung sistematis selama bertahun-tahun, gak hanya di negara ini tapi pada keberadaan HT secara global. Sebuah tuduhan tak beralasan dan mengada-ada ... Ya jelas karena isi taklim mereka cuma seputar kajian umum fiqih, siroh, hadist, dan muamalah biasa.
Pendapat gak ada yang salah pada organisasi ini diperkuat dengan duduknya saya di sebuah kajian yang katanya di gagas oleh ex simpatisan hatei, senin di awal bulan februari lalu, di sebuah masjid di kawasan Perundam, Sukarame. Kelompok muslimah cinta islam yang kerap dikaitkan dengan organisasi ini, menggelar kajian mengangkat topik "Menyongsong Abad Kemenangan". Dipandu oleh ustadzah Elistin, saya sempat bertanya, "Dengan cara apa hatei memperjuangkan Daulah khilafah? Lalu benarkah mereka ini tidak setia dengan pancasila?"
Jawabannya, ideologi khilafah dan pancasila sama sekali tak bertentangan. Pancasila bisa dibilang hanya penjabaran kecil dari penegakan hukum islam yang sebenarnya. Mulai dari pancasila sila 1, jelas islam bukan agama sekuler. Secara redaksional ketuhanan yang maha esa sejalan dengan penjabaran makna la ila ha illalah, bahwa tuhan itu satu, Allah. Bahasan terus sampai sila ke 5, dalam sejarah kekhilafahan yang sempat terjadi dizaman khulafar Rasyidin, Ummayah hingga kekuasaan Ustmani islam sebagai agama mayoritas sangat mengedepankan keadilan dan kesejahteraan ummat, tak hanya muslim melainkan non muslim yang hidup di tengah-tengah daurah islamiyah. Gak percaya? Hayuk buka-buka buku sejarah atau googling lagi mak, pake keyword masa pemerintahan islam di masa lampau.
Ketika itu saya ditanya, yakin dengan seluruh isi Al-Quran? Pasti dong! Gak cuma saya seluruh yang hadir disana semua bilang yakin! Ya tentu karena ini masuk dalam rukun iman. Jelas diragukan keimanan seorang muslim kalau gak percaya kitabnya sendiri. Ini ranah tauhid namanya. Oke, saat itu juga saya buka surat An Nur 55. Di sana tertulis sebuah janji Allah bahwa Dia akan memenangkan islam bagi siapa saja yang sungguh-sungguh menerapkan aturanNya. Dalil ini rupanya yang mereka pegang teguh soal penegakan khilafah.
Bagaimana dengan hadist? Jelas bahwa Allah menunjuk Rasulullah sebagai utusan yang menguraikan juklak dalam Al Quran kebentuk juknis yakni keseharian beliau. Kalau segala macam perbuatan Rasulullah adalah sunnah, bagaimana dengan ucapannya? Bukankah segenap prilaku kita disandarkan kepada dalil? Lalu bagaimana dengan sabda Rasulullah saw: “Kalaulah tiada lagi sisa umur dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah akan memanjangkan hari itu hingga diutus ke dunia ini seorang lelaki dari keturunanku atau keluargaku, namanya menyerupai namaku dan nama bapaknya menyerupai nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan seksama sebagaimana sebelumnya dipenuhi oleh kezaliman dan kejahatan.” (HR. Abu Daud dan At Tirmizi)
“Kami Ahlul Bait telah Allah pilih untuk kami Akhirat lebih dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran selepasku kelak sehinggalah datang suatu kaum dari sebelah Timur dengan membawa bersama-sama mereka panji-panji berwarna hitam, ... (Riwayat Ibnu Majah)
Sementara itu jika menyangkut 4 iman. Pendapat PARA imam mahzab (SYAFII, MALIKI, HAMBALI, DAN HANAFI) sepakat imamah (khilafah) adalah wajib. Jadi jelas khilafah itu bagian dari ajaran islam.
Kenapa selama ini masyarakat begitu sensitif mendengar istilah khilafah? Sebab sudah bertahun-tahun umat islam hidup dibawah pengaruh doktrin faham sekuler dimana pemisahan agama dengan kehidupan, agama dengan politik. Sejarah menyangkut islam sejak lama banyak dikaburkan, agar ummat diam dalam kebodohan. Selain itu tentu saja hampir 100 tahun lamanya media dikuasai para pembenci islam.
Lalu dengan apa khilafah akan bangkit? simple. Hanya dengan mengimani dan menjalankan islam secara kaffah tanpa tebang pilih ayat. Semua larangannya jangan dilakukan, semua kewajiban dan sunnah fastabikhul khoirot. Janji Allah pasti sampai. Karena diperjuangkan atau tidak ini sudah menjadi jaminan.
Mereka yang anti Islam tidak mengerti bahwa tegaknya Islam Kaffah dan Khilafah adalah proyek Allah untuk menyempurnakan agama-Nya: Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-nya, walaupun orang-orang yang KAFIR tidak menyukai " (QS Attaubah: 32).
Sesimple itu? Tunggu ... Saya masih gak puas. Secara logika bagaimana mungkin sebuah cita-cita besar apalagi menyangkut negara bisa tegak tanpa kekuatan politik sebagai senjatanya terlebih BPH HTI telah dibekukan?
Mereka lagi-lagi hanya membawa keyakinan. Jika Allah menghendaki negara akan berganti sistem pemerintahan tanpa kudera berdarah. Melainkan atas kesadaran dari rakyatnya sendiri yang merindukan kehadiran khalifah yang mampu mengayomi kepentingan mereka dan menegakkan keadilan.
Apa yang tidak mungkin bagi Allah? Itu yang mereka pegang, meski nafas sudah lepas dari badan. Meski masa itu hanya akan dinikmati oleh anak cucu, bukan di masa mereka.
Jadi, di mana letak makarnya kelompok ini pada negara? Toh mereka juga bukan gerakan separatisme yang bersenjata.
Sayapun berkesimpulan, semua yang diajarkan kepada semua generasi islam hanyalah ajaran Islam itu sendiri , yang meliputi ideologi, fikroh, thoriqoh, pemikiran, pemahaman, dakwah dan perjuangan Islam. Ya, semuanya islami, menyatu pada qolbu dan aqlu syabab (para generasi/pemuda islam).
Fuiih panjang ya uraiannya .... yang jelas saya bukan simpatisan, bukan juga kader Hatei. Hanya seorang muslimah yang mencoba menggali informasi dan mencoba meluruskan opini sesuai fakta.
Jujur, bagi saya sendiri yang mungkin imannya setipis kertas, ini masih terdengar seperti dongeng pengantar tidur. Tapi, satu hal yang pasti, khilafah ada sebagai bagian dari ajaran islam. Dan ia akan tegak pada masa ketika Allah berkehendak, tanpa makar, tanpa pertumpahan darah.
Masalahnya, dimanakah posisi kita kala itu tiba?
Berdiri hanya sebagai penikmat perubahan?
Atau berjuang berada di barisan mujahid sebagai penegak agama Allah?
Semua ada konsekuensinya masing-masing.
Tugas kita sekarang hanya berjuang dalam skup terkecil, fokus dalam ketaatan diri ()
Pendapat gak ada yang salah pada organisasi ini diperkuat dengan duduknya saya di sebuah kajian yang katanya di gagas oleh ex simpatisan hatei, senin di awal bulan februari lalu, di sebuah masjid di kawasan Perundam, Sukarame. Kelompok muslimah cinta islam yang kerap dikaitkan dengan organisasi ini, menggelar kajian mengangkat topik "Menyongsong Abad Kemenangan". Dipandu oleh ustadzah Elistin, saya sempat bertanya, "Dengan cara apa hatei memperjuangkan Daulah khilafah? Lalu benarkah mereka ini tidak setia dengan pancasila?"
Jawabannya, ideologi khilafah dan pancasila sama sekali tak bertentangan. Pancasila bisa dibilang hanya penjabaran kecil dari penegakan hukum islam yang sebenarnya. Mulai dari pancasila sila 1, jelas islam bukan agama sekuler. Secara redaksional ketuhanan yang maha esa sejalan dengan penjabaran makna la ila ha illalah, bahwa tuhan itu satu, Allah. Bahasan terus sampai sila ke 5, dalam sejarah kekhilafahan yang sempat terjadi dizaman khulafar Rasyidin, Ummayah hingga kekuasaan Ustmani islam sebagai agama mayoritas sangat mengedepankan keadilan dan kesejahteraan ummat, tak hanya muslim melainkan non muslim yang hidup di tengah-tengah daurah islamiyah. Gak percaya? Hayuk buka-buka buku sejarah atau googling lagi mak, pake keyword masa pemerintahan islam di masa lampau.
Ketika itu saya ditanya, yakin dengan seluruh isi Al-Quran? Pasti dong! Gak cuma saya seluruh yang hadir disana semua bilang yakin! Ya tentu karena ini masuk dalam rukun iman. Jelas diragukan keimanan seorang muslim kalau gak percaya kitabnya sendiri. Ini ranah tauhid namanya. Oke, saat itu juga saya buka surat An Nur 55. Di sana tertulis sebuah janji Allah bahwa Dia akan memenangkan islam bagi siapa saja yang sungguh-sungguh menerapkan aturanNya. Dalil ini rupanya yang mereka pegang teguh soal penegakan khilafah.
Bagaimana dengan hadist? Jelas bahwa Allah menunjuk Rasulullah sebagai utusan yang menguraikan juklak dalam Al Quran kebentuk juknis yakni keseharian beliau. Kalau segala macam perbuatan Rasulullah adalah sunnah, bagaimana dengan ucapannya? Bukankah segenap prilaku kita disandarkan kepada dalil? Lalu bagaimana dengan sabda Rasulullah saw: “Kalaulah tiada lagi sisa umur dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah akan memanjangkan hari itu hingga diutus ke dunia ini seorang lelaki dari keturunanku atau keluargaku, namanya menyerupai namaku dan nama bapaknya menyerupai nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan seksama sebagaimana sebelumnya dipenuhi oleh kezaliman dan kejahatan.” (HR. Abu Daud dan At Tirmizi)
“Kami Ahlul Bait telah Allah pilih untuk kami Akhirat lebih dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran selepasku kelak sehinggalah datang suatu kaum dari sebelah Timur dengan membawa bersama-sama mereka panji-panji berwarna hitam, ... (Riwayat Ibnu Majah)
Sementara itu jika menyangkut 4 iman. Pendapat PARA imam mahzab (SYAFII, MALIKI, HAMBALI, DAN HANAFI) sepakat imamah (khilafah) adalah wajib. Jadi jelas khilafah itu bagian dari ajaran islam.
Kenapa selama ini masyarakat begitu sensitif mendengar istilah khilafah? Sebab sudah bertahun-tahun umat islam hidup dibawah pengaruh doktrin faham sekuler dimana pemisahan agama dengan kehidupan, agama dengan politik. Sejarah menyangkut islam sejak lama banyak dikaburkan, agar ummat diam dalam kebodohan. Selain itu tentu saja hampir 100 tahun lamanya media dikuasai para pembenci islam.
Lalu dengan apa khilafah akan bangkit? simple. Hanya dengan mengimani dan menjalankan islam secara kaffah tanpa tebang pilih ayat. Semua larangannya jangan dilakukan, semua kewajiban dan sunnah fastabikhul khoirot. Janji Allah pasti sampai. Karena diperjuangkan atau tidak ini sudah menjadi jaminan.
Mereka yang anti Islam tidak mengerti bahwa tegaknya Islam Kaffah dan Khilafah adalah proyek Allah untuk menyempurnakan agama-Nya: Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-nya, walaupun orang-orang yang KAFIR tidak menyukai " (QS Attaubah: 32).
Sesimple itu? Tunggu ... Saya masih gak puas. Secara logika bagaimana mungkin sebuah cita-cita besar apalagi menyangkut negara bisa tegak tanpa kekuatan politik sebagai senjatanya terlebih BPH HTI telah dibekukan?
Mereka lagi-lagi hanya membawa keyakinan. Jika Allah menghendaki negara akan berganti sistem pemerintahan tanpa kudera berdarah. Melainkan atas kesadaran dari rakyatnya sendiri yang merindukan kehadiran khalifah yang mampu mengayomi kepentingan mereka dan menegakkan keadilan.
Apa yang tidak mungkin bagi Allah? Itu yang mereka pegang, meski nafas sudah lepas dari badan. Meski masa itu hanya akan dinikmati oleh anak cucu, bukan di masa mereka.
Jadi, di mana letak makarnya kelompok ini pada negara? Toh mereka juga bukan gerakan separatisme yang bersenjata.
Sayapun berkesimpulan, semua yang diajarkan kepada semua generasi islam hanyalah ajaran Islam itu sendiri , yang meliputi ideologi, fikroh, thoriqoh, pemikiran, pemahaman, dakwah dan perjuangan Islam. Ya, semuanya islami, menyatu pada qolbu dan aqlu syabab (para generasi/pemuda islam).
Fuiih panjang ya uraiannya .... yang jelas saya bukan simpatisan, bukan juga kader Hatei. Hanya seorang muslimah yang mencoba menggali informasi dan mencoba meluruskan opini sesuai fakta.
Jujur, bagi saya sendiri yang mungkin imannya setipis kertas, ini masih terdengar seperti dongeng pengantar tidur. Tapi, satu hal yang pasti, khilafah ada sebagai bagian dari ajaran islam. Dan ia akan tegak pada masa ketika Allah berkehendak, tanpa makar, tanpa pertumpahan darah.
Masalahnya, dimanakah posisi kita kala itu tiba?
Berdiri hanya sebagai penikmat perubahan?
Atau berjuang berada di barisan mujahid sebagai penegak agama Allah?
Semua ada konsekuensinya masing-masing.
Tugas kita sekarang hanya berjuang dalam skup terkecil, fokus dalam ketaatan diri ()
No comments: